KANKER
KULIT
TINJAUAN TEORI
Tinjauan Medis
A.
Pengertian.
Cancer
adalah pertumbuhan dari sel tubuh yang bersifat merusak dan tidak beraturan
serta menyebar melalui jaringan yang normal. (Rushdal, 1999).
B.
Penyebaran Kanker.
Tempat
dimana pertama kali kanker bermula disebut “primary site”, sedang bagian yang
mengalami metastasic disebut “secondary site atau lesi sekunder”, kanker
mungkin menyebar melalui tubuh dengan jalan :
1. Memperluas
diri dengan bergerak langsung ke jaringan terdekat atau cavitas tubuh, seperti
perut atau dada. (bagian yang sering kali terinvasi).
2. Berjalan
melalui pembuluh darah atau sistem limfe ke bagian tubuh lainnya, terutama
paru, tulang dan lever.
C.
ABCD Formula untuk Kanker kulit.
Akademi
Dermatologi Amerika mengembangkan ABCD Formula sebagai petunjuk dalam menentukan
lesi mana yang bersifat abnormal guna menjamin investigasi lebih lanjut, ABCD
Formula adalah sebagai berikut :
1. A :
Asymetry (A simetris).
Setengah bagaian dari lesi kulit tidak
bersesuaian dengan yang lain.
2. B :
Border irregularity (batasan yang tidak reguler).
Bagian tepi dari lesi kulit seperti
kulit kerang atau tidak rata.
3. C :
Color (warna).Pigmentasi yang bervariatif pada lesi.
Bayangan coklat kekuningan, coklat dan
hitam. Merah, putih dan biru dimungkinkan juga terdapat sebagai penampakan
noda.
4. D :
Diameter.
Lesi meningkat dalam ukuran atau
diameter dari lesi lebih besar dari 6 mm.
(Fuller,
2000)
D.
Tipe Ca. Kulit.
Tumor-tumor ganas kulit yang paling sering
ditemukan adalah :
1.
Basalioma (Basal cell center / Tumor sel
basal) biasanya mulai tumbuh sebagai benjolan yang transparan, kadang dengan
pinggir yang seperti mutiara. Bagian sentral benjolan tersebut lalu mencekung
dan halus, seakan-akan menyembuh. Tumbuhnya lambat dengan ulserasi. Jenis ulkus
rodiens tumbuh lebih cepat dan dapat menyebabkan kerusakan hebat disekitarnya.
Merupakan
keganasan kulit yang paling sering ditemukan, umumnya didaerah wajah dan paling
banyak timbul pada kulit putih yang kulitnya miskin pelindung terhadap sinar
ultraviolet dari cahaya matahari. Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau
dari lapis luar sel folikel rambut.
2.
Karsinoma Planocellulare (Squamous-cell
cancer) adalah tipe terbesar kedua dan mulai tumbuh dalam sel-sel skuamosa
bagian epidermis kulit. Kanker jenis ini tumbuh dan berkembang lebih cepat
dibanding dengan sel basal dan bermetastase sekitar 2 %. Akan tetapi, karsinoma
yang tumbuh pada bibir atau pada luka bakar atau jaringan parut sinar X
bermetastase skitar 20 % (Dale, 2000).
Karsinoma
sel skuamosa dapat tumbuh dengan berbagai ragam bentuk secara mikroskopik
batasnya tidak jelas, timbul penebalan karena pertandakan dan dengan cepat
terjadi ulserasi. Infiltrasi sel-sel tumor kedalam sering lebih dalam dari
indurasi yang dapat diraba sel histologik, tumor ganas dibagi dalam 3 sub tipe
:
a. Cornificans.
b. Nom
cornificans.
c. Undiferentiated.
3.
Melanoma malignant adalah tipe kanker kulit
ketiga dan dipertimbangkan lebih serius daripada jenis kanker kulit non
melanoma. Ini berkembang dalam melanosit epidermis. Melanoma biasanya berwarna
coklat kehitaman, meskipun lesi meungkin tidak berpigment (amelanotik). Ini
biasanya mempengaruhi kulit tetapi dpaat terjadi juga pada daerah atau bagian
lain, melanoma malignant lentigo dan melanoma lentiginus akral.
Melanoma
mempunyai 2 fase pertumbuhan yaitu fase radial dan horizontal.
E.
Terapi dan Gangguan.
Satu
terapi dan gangguan peringatan yang paling umum dari kanker kulit non melanoma
adalah adanya perubahan pada kulit non melanoma adalah adanya perubahan pada
kulit itu sendiri karsinoma sel basal dan sel squamosa mempunyai beberapa
penampilan berbeda. Bermula sebagai nodul atau benjolan kecil, halus,
mengkilap, pucat, berlilin di kepala, leher atau tangan. Hal ini kadang-kadang
berkembang satu krusta. Dilain waktu mereka tampak sebagai titik merah datar baik
berupa skal dan krusta atau rata dan tipis. Kadang-kadang mereka tampil sebagai
satu gumpalan merah keras.
Melanoma
malignan mungkin terlihat secara tiba-tiba tanpa gangguan awal tetapi biasanya
tampak dalam atau dekat tahi lalat atau benjolan hitam lainnya pada kulit.
Tanda akhir dari melanoma meliputi pertumbuhan tahi lalat horizontal dan
vertikal atau adanya lesi dengan gerkana pertumbuhan yang serupa seperti tahi
lalat diatas, perdarahan dan krusta pada
lesi.
F.
Prognosis.
Prognosi
untuk BBC dan SCC tergantung metastase, yang berhubungan dengan tipe histologik
dan level kedalaman invasi, biasanya tumor berkembang di area yang terpapar
cahaya matahari atau tetap terjadinya perlukaan dan jarang menyebabkan
kematian. Tampat dimana SCC berkembang tanpa riwayat paparan cahaya matahari
atau formasi penampakan scar, akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
menyebar. Jaringan limfe regional hendaknya dievaluasi terhadap kejadian
metastase (Smelizer, 1999).
Untuk
melanoma malignan prognosis kejadian kesempatan jangka panjang untuk tetap
hidup (5 tahun) sangat jarnag apabila lesi labih tebal dari 4 mm. Pasien dengan
melanoma di tangan, kaki atau kulit kepala mempunyai kecenderungan untuk
bermetastase ke jaringan tulang, liver, paru-paru, spleen, sistem saraf pusat
dan jaringan limfe. Laki-laki dan klien dengan usila juga mempunyai prognosis
yang buruk (Demis, 1998).
G.
Faktor Resiko.
Untuk
kanker kulit meliputi : corak kulit kuning langsat, mata biru, rambut pirang /
merah, bekerja diluar ruangan, lansia dengan kulit rusak karena matahari,
riwayat tindakan sinar-x terjadi kordis kulit, pemajaran pada agens kimia
tertentu (arsenik, nitrat, tar dan ter, minyak dan parafin) jaringan parut luka
bakar, kerusakan kulit pada area osteomielitis kronis, lubang fistula, terapi
imunosupresi jangka panjang, keretanan
genetik.
H.
Diagnosis.
Diagnosis
kanker kulit dibuat dengan biopsi dari lesi-lesi yang dicurigai, jenis biopsi
meliputi penyayatan,dimana lapisan kulit diatas lesi diambil, yakin dengan cara
biopsi, insisi dan eksisi. Bila dicurigai adanya melanoma maka iopsi dan
eksisi merupakan metode pilihan sehingga kedalamn lesi dapat diukur. Pengukuran
kedalaman secara langsung disebut level breslow dan merupakan satu indikasi
penetuan prognosis yang penting. Untuk melanoma-melanoma tipis dan kebanyakan
karsinoma sel basal dan sel squamosa, pengangkatan melalui pembedahan adalah
semua yang diindikasikan dan tidak membutuhkan pemeriksaan diagnosa lenjutan.
Untuk melanoma yang dalam pemeriksaan mungkn diindikasikan untuk menemukan
adanya metastase penyakit.ini meliputi pemeriksaan darah,pemeriksaan sinar-x,
dan atau skar CT.
(
Dale, 2000)
Tinjauan
Keperawatan.
Pengkajian.
I.
Riwayat.
Biodata
merupakan informasi umum tentang siapa klien dan latar belakangnya. Biodata
mencakup vital statistic nama lengkap dan alamat,no. telepon, umur, tanggal,
dan tempat lahir, jenis kelamin, suku bangsa, agama, bahasa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, juga berkaitan dengan usia dan suku bangsa, perawat
perlu menanyakan kepada klien mengenai riwayat keluarga yang mengidap kanker
kulit dan kemungkinan pembedahan sebelumnya terhadap kulit yang terserang.
Terjadi perubahan pada ukuran, agama dan lensasi mole, timbulnya, kutil atau
scar juga penting untuk dikaji. Perawat membuktikan penyebaran tumor yang lebih
cepat adalah karena pernafasan cahaya matahari dengan menanyakan tentang :
·
Lokasi geografis tempat tinggal klien.
·
Are geografis dimana klien saat ini berdiam.
·
Pekerjaan dan aktivitas rekreasi yang
berkaitan dengan pemaparan cahaya matahari.
Terakhir
perawat mengkaji riwayat pekerjaan terhadap paparan carsinogen kimia seperti
(seperti : arsenic, coaltar, pitch, sampah radioaktif dan radium). Perawat juga
perlu menanyakan tentang adanya pertumbuhan kulit yang meningkat resiko
iritasinya oleh karena gesekan pakaian. (Ignatvicius, 1995).
II.
Pengkajian fisik / Manifestasi klinis.
Kanker
kulit sangat bervariasi jenisnya dan penyebarannya, walaupun sebagian besar
dari lesi kanker terjadi pada area yang terpapar matahari. Perawat harus pula
menginspeksi permukaan kulit bagian dalam (yang tidak terpapar matahari).
Perawat secara sistematis memeriksa adanya lesi yang tidak umum pada kulit,
mole yang tidak biasa, kutil, tahi lalat dan skar. Area dimana terdapat bulut
tubuh seperti kulit kepala, dan genetalia juga perlu dikaji perawat melakukan
palpasi untuk menentukan tekstur permukaan dari lesi. Perawat mendokumentasikan
lokasi, ukuran, warna dan karakteriistik permukaan dari lesi demikian pula
paparan subyektif yang berkaitan dengan gatal dan kulit yang kasar (Ignativicius,
1995).
1.
Karsinoma sel basal.
a. Lesi
sering diawali sebagai nodul kecil dengan sebuah gulungan, putih seperti
mutiara, batas tembus cahaya dengan telangiektasia, krusta, dan kadang
ulserasi.
b. Tampak
paling sering pada kulit yang terpajan matahari, sering pada wajah antara garis
rambut dan bibir bagian atas.
c. Bila
diabaikan, dapat menyebabkan destruksi lokal, hemoragi, dan infeksi jaringan
sekitar, menghasilkan gangguan fungsi berat dan
kosmetik.
2.
Karsinoma sel skuamosa.
a. Tampak
seperti kasar kemerahan, tebal, lesi bersisik dengan perdarahan dan kesakitan
atau mungkin asimtomatik, batas mungkn lebar lebih terinfiltrasi, dan lebih
meradang daripada karsinoma sel basal.
b. Dapat
didahului dengan leukopenia (lesi premalignan membran mukosa) pada mulut atau
lidah, keratosa astinik, lesi jaringan parut atau ulserasi.
c. Terlihat
paling umum pada bibir bawah, tepi telinga, kepala, leher dan punggung
tangan.
Pengkajian.
1. Aktivitas
/ Istirahat.
Gejala
: Stress kelelahan ataupun keletihan.
Perubahan
pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, misalnya : nyeri, ansietas, berkeringat
malam.
2. Sirkulasi.
Gejala
: palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.
Kebiasaan
: perubahan pada tekanan darah.
3. Integritas
ego.
Gejala : Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan
peran) dan cara mengganti stress (mis : merokok, minum alkohol, menunda cari
pengobatan, keyakinan religius).
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, mis :
alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa,
tidak mampu, tidak bermakna, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri,
marah.
4. Eliminasi.
Gejala
: Perubahan pada pola defekasi, mis : darah pada feces, nyeri pada defekasi.
Perubahan
eliminasi urinarius, mis : nyeri / rasa terbakar pada saat berkemih, hematuri,
sering berkemih.
Tanda : Perubahan
pada bising usus, distensi umum.
5. Makanan
/ Cairan.
Gejala
: Kebiasaan diet buruk (mis : rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan
pengawet), anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan, perubahan pada berat
badan, penurunan BB hebat, kakeksia, berkurangnya massa otot.
Tanda
: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, oedema.
6. Neurosensori.
Gejala
: Pusing, sincope.
7. Nyeri
/ Kenyamanan.
Gejala
: Tidak ada nyeri, atau derajat nyeri bervariasi, mis : ketidak nyamanan ringan
sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
8. Pernafasan.
Gejala
: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan
asbes.
9. Keamanan.
Gejala
: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama /
berlebihan.
Tanda
: Demam, ruam kulit, ulserasi.
10. Seksualitas.
Gejala
: Masalah seksual mis : dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan,
nuligravida lebih besar dari usia 30 th, multigravida, pasangan seks multiple,
aktivitas seksual dini, herpes genital.
11. Interaksi
sosial.
Gejala
: Ketidak adequatan / kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinaan
(berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang
fungsi / tanggung jawab peran.
Grade 1 : lebih dari 75 % sel-sel tumor
berdiferensiasi baik.
Grade 2 : yang berdeferensiasi baik, antar
50-75 %.
Grade 3 : yang bedeferensiasi baik, antara
25-50 %.
Grade 4 : yang berdeferensiasi baik kurang
dari 25 %.
Untuk pentahapan tumor ganas ini secara
klienis, kami gunakan sistem T.N.M. (UICC 1976) (13).
T : Tumor
primer.
Tis : karsinoma
insitu, dimana sel-sel tumor belummenginfiltrasi lapisan papilaris dari dermis.
T0 : tidak
ditemukan tumor primer.
T1 : tumor
kurang / sama dengan 2 cm dalam ukuran terbesar, eksofitik dan hanya dalam
epidermis.
T2 : tumor
dalam ukuran terbesarnya lebih dari 2 cm, dan kurang sama 5 cm, atau infiltrasi
minimal kelapisan dermis.
T3 : tumor
lebih dari 5 cm, atau tanpa memandang ukurannya dengan infiltrasi yang dalam
kelapisan dermis.
T4 : tumor
meluas kejaringan lain sekitarnya, seperti tulang-tulang rawan, otot dan
lain-lain.
TX : syarat-syarat
minimal keadaan tumor tidak terpenuhi.
N : lymph
node, kelenjar getah bening regional setasiun ke 1.
No : kelenjar
getah bening tidak teraba membesar.
N1 : kelenjar
getah bening homo lateral teraba membesar, dan dapat digerakkan.
N2 : kelenjar
getah bening cotra lateral / bilateral teraba membesar dan dapat
digerakkan.
N3 : kelenjar
getah bening teraba membesar, tetapi tidak dapat digerakkan Nx, bila syarat
minimal penentuan keadaan kelenjar getah bening tidak dapat dipenuhi.
*Tingkatan N2 tidak digunakan untuk tungkai
bawah. Pembesaran kelenjar getah bening kontralateral / dimasukkan dalam M1
(lymf).
M : Metastasis
jauh.
M0 : Tidak ada
tanda-tanda metastasis jauh.
M1 : Bukti
adanya metastasis jauh, atau terbukti adanya metastasis dikelenjar getah bening
kontralateral, bila tumor primernya ditungkai bawah.
Postsurgical Histopathological Classification
:
p TNM pT-tumor primer : golongan
pT sesuai dengan golongan T.
pN-kgb reginal
: golongan
pN sesuai dengan gol. N dengan catatan, bahwa pN3 adalah metastasis kelenjar
getah bening yang histologik menunjukkan pertumbuhan perinodular yang
berhubungan dengan kgb disampingnya yang mengandung anak sebar, dan dengan
infiltrasi ke jaringan sekitarnya (otot dll.).
pM metastasis jauh : golongan
pM sesuai dengan golongan M.
3.
Melanoma malignan.
a. Melanoma
in situ : fase paling awal, kesulitan untuk mengenalinya karena perubahan
klienis minimal.
b. Melanoma
yang menyebar superfisial (paling umum) sirkular, dengan bagian luar tidak
teratur; batas-batasnya datar atau menonjol dandapat dipalpasi; mempunyai
kombinasi warna corak coklat merah, coklat, dan hitam bercampur dengan abu-abu,
hitam kebiruan, atau putih; mungkin warna mawar merah muda pada area kecil
dalam lesi; terjadi dimana saja pada tubuh; biasanya mempengaruhi
individu usia pertengahan.
c. Melanoma
nodular, nodul seperti blueberi lonjong dengan permukaan relatif halus dan
relatif biru hitam merata, biru abu-abu, atau warna biru kemerahan; mungkn
polipoidal danmenonjol, dengan permukaan halus pada warna mawar abu-abu atua
hitam; terjadi paling umum pada torso dan ekstrimitas: menginvasi secara
langsung ke dalam tepat di bawah dermis (pertumbuhan vertikal) dan oleh sebab
itu mempunyai prognosis lebih buruk.
d. Lentigo
melanoma malignan pertama tampak seperti merah coklat, makula datar; degenerasi
malignan dimanifestasikan oleh perubahan warna, ukuran, dan topografi;
berkembang lambat; terjadi pada permukaan kulit yang terpajan dari individu
pada usia dekade kelima atau keenam.
e. Melanoma
akrolentiginosa (tidak umum, kecuali pada individu berkulit hitam) makula
berpigmentasi tidak teratur dengan timbulnya nodul; dapat menjadi invasif dini,
terjadi umumnya pada telapak tangan, telapak kaki, bantalan kuku dam jarang
pada membran mukosa.
Klien
mungkin melaporkan penurunan BB yang tidak terdeteksi, perasaan kurang nyaman,
perubahan eliminasi dan fungsi normal yang lain. Ajarkan klien untuk melaporkan
sesegera mungkin adanya tanda peringatan seimbang dengan yang telah
diidentifikasikan oleh American Cancer Society.
CAUTION
berdasar kata :
C : change in bowel or
bladder habits (perub. Pola BAB dan BAK).
A : asore that does not heal.
U : unusual bleeding or
discharge.
T : thiekening or lump in breast
or olsewhere.
I : indigestion or difficult
swalowing.
O : obsivus change in wart or
mole.
N : nagging chough or
hearseness.
Mengkaji
respon emosi dan fisik terhadap penyakit penting pula. Apakah klien memerlukan
bentuan untuk memenuhi kebutuhannya. Apakah penyakit yang diderita berpengaruh
terhadap aktivitas sosial atau harga diri. Apakah penyait yang diderita
mengancam jiwa. Apakah klein merasa cemas atau takut terhadap pengobatan.
Apakah diperlukan konseling rehabilitasi atau perawatan rumah. Apakah support
kelompok tersedia. Apa reaksi anggota keluarga. Apakah pada klien akan
dilakukan hospice care?. (Rushdal, 1999).
Penatalaksanaan.
1.
Manajemen Kolaboratif.
Intervensi
terapeutik.
Siapkan
klien untuk terapi radiasi yang ditentukan dapat dilakukan untuk kanker kelopak
mata, ujung hidung, di dalam atau dekat struktur vital (mis : saraf wajah),
dimana penghindaran jaringan sulit, dengan bentuk tindakan lain; juga digunakan
untuk malignasi ekstensif yang tujuannya adalah paliasi atau bila kondisi medis
lain kontra indikasi selain bentuk terapi.
Fotoradiasi
dapat digunakan.
Intervensi
Farmakologis.
Kemoterapi
perfusi regional agens dapat diperfusi secara langsung kedalam area yang
mengandung melanoma secara mekanis melalui pengontrolan aliran darah areteri
dan vena; memungkinkan konsentrasi lebih tinggi obat sitotoksik untuk diberikan
pada sisi tersebut, dengan sedikit toksisitas sistemik.
Kemoterapi
sistemik; secara umum digunakan untuk kekambuhan metastase atau paliasi; dapat
dikombinasi dengan transplantasi sumsum tulang autolog atau beberapa agens yang
digunakan dalam kombinasi.
Program
lain meliputi fluourasil topikal, interferon, retinoid.
Intervensi
Pembedahan.
a.
Kuretase diikuti dengan elektrodesikasi
biasanya dilakukan pada tumor basal kecil atau tipe sel skuamosa (lebih kecil
dari 1-2 cm).
b.
Eksisi bedah; dapat diikuti dengan penutupan
sederhana, flap atau graft.
c.
Pembedahan yang dikontrol secara mikroskopis
pemeriksaan mikroskopis segera dibuat dari bagian beku atau difiksasi secara
kimiawi untuk tanda sel kanker. Lapisan diangkat sampai tidak ada lagi sel
kanker yang terlihat.
Prinsip
pengobatan tumor ganas kulit :
a.
Kita harus berusaha untuk mengenali tumor
kulit sedini mungkin.
b.
Bila kita mencurigai adanya sifat ganas tumor
tersebut, maka perlu dilakukan BIOPSI dengan narkosa umum atau regional.
Dianjurkan untuk tidak memakai bius lokal dengan cara infiltrasi.
c.
Bila keganasan tumor terbukti secara
histologik, maka perlu dilakukan “Eksisi luas” dengan mengangkat cukup banyak
kulit sehat keliling tumor, yang luasnya tergantung dari jenis tumor ganas
kulit tersebut. Sesudah pinggir dan dasar sayatan preparat tersebut oleh PA
dinyatakan “bebas tumor”, maka luka ditutup dengan Split Thickness
Skingraft/stsq.
d.
Bila dicurigai penyebaran ke kelenjar
getahbening regional, kita lakukan biopsi kelenjar yang dicurigai tersebut.
Bila ternyata kelenjar tersebut mengandung anak sebar tumor, maka kita lakukan
“Diseksi KGB Regional” secara total. Jika ternyata KGB tersebut tidak
mengandung anak sebar tumor, maka kita dapat memilih antara 2 alternatif, yaitu
:
·
Melakukan “Diseksi elektif”, atau
·
Malakukan follow up yang KETAT.
e.
Kelainan-kelainan pra kanker sebaiknya
diobati secara tepat dan teliti.
f.
Cara-cara pengobatan lainnya seperti
Cryo-surgery, Chemo surgery dari MOHS dapat dipakai untuk tumor-tumor kulit
yang kecil, hanya pemeriksaan PA dari “pinggir sayatan” dengan cara-cara ini
tidak dapat dilakukan. Tetapi pemakaiannya dapat dipertimbangkan pada proses
yang sangat diffus, untuk mana cara-cara pengobatan lain tidak mungkin dipergunakan.
g.
Mengenai kepekaan tumor-tumor kulit terhadap
Radioterapi, terdapat banyak salah pengertian. Sering penyinaran dapat
diberikan pad atumor-tumor kulit yang relatif tidak peka, seperti Basalioma,
dengan hasil baik, bila lokalisasi tumor memungkinkan pemberian radiasi dengan
dosis tinggi dan merata, tanpa merusak jaringan sehat dan vital.
h.
Chemoterapi dengan sitostatika dapat
dipergunakan dengan topikal (misalnya salp SFU) dan lokal (misal intra arterial
infusion dan “perfusi regional”) atau sistemik, bila tumor sangat diffus atau
sudah bermetastasis jauh.
i.
Pemeriksaan Laboratorium.
·
Laboratorium test dan Cuci darah.
Test
lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat
merubah komposisi atau status hematologic.
Tumor
marker merupakan specifik protein, antigens, gens, hormon, dan enzim yang
dikeluarkan oleh tumor. Substansi ini terdapat di darah dan dapat membantu
memonitor respon tumor terhadap perawatan (Rusdall, 1999).
·
Diagnosa kanker kulit dibuat dengan biopsi
dari lesi-lesi yang dicurigai. Jenis biopsi meliputi pernyataan, dimana lapisan
kulit diatas lesi “diambil” yakni dengan cara biopsi, inisisi, dan eksisi. Bila
dicurigai adanya melanoma maka biopsi eksisi merupakan metode pilihan sehingga
kedalaman lesi dapat diukur. Pengukuran kedalaman secara langsung ini disebut
Level Breslow dan merupakan satu indikasi penentuan prognosis yang penting.
Untuk melanoma-melanoma tipis dan kebanyakan karsinoma sel basal dan sel skuamosa,
pengangkatan melalui pembedahan adalah semua yang diindikasikan dan tidak
dibutuhkan pemeriksaan diagnostik lanjutan. Untuk melnoma yang lebih dalam,
pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan adanya metastase penyakit.
Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.